Harga Minyak Naik ditengah Rencana Fed dan Menyusutnya Persediaan AS

Minyak menguat pada hari Kamis (21/3) setelah Federal Reserve mengisyaratkan pihaknya masih berencana menurunkan suku bunga tahun ini, sehingga meningkatkan selera risiko dan merugikan dolar.

Patokan global Brent naik menuju $87 per barel menyusul penurunan terbesar dalam sebulan pada hari Rabu setelah menyimpang ke wilayah overbought. West Texas Intermediate mendekati $82. Pejabat Fed mempertahankan prospek mereka untuk melakukan tiga kali penurunan suku bunga tahun ini setelah menjaga kebijakan tetap stabil pada hari Rabu. Melemahnya mata uang AS cenderung menguntungkan komoditas yang dihargakan dalam greenback.

Sementara itu, persediaan minyak mentah AS secara nasional turun sebesar 1,95 juta barel, menyusut untuk minggu kedua dan tetap berada di bawah rata-rata musiman lima tahun. Penurunan yang lebih besar dari perkiraan juga terjadi pada kepemilikan bensin.

Harga minyak mentah telah membukukan kenaikan persentase dua digit tahun ini, melampaui kisaran sempit dalam beberapa minggu terakhir, karena OPEC+ memperpanjang pengurangan produksi. Ketegangan geopolitik termasuk serangan pesawat tak berawak Ukraina terhadap kilang Rusia dan meningkatnya biaya transportasi akibat serangan terhadap kapal di Laut Merah juga mendukung harga. Namun, kenaikan tersebut dibatasi oleh melonjaknya pasokan dari luar kartel.

Minyak Brent untuk penyelesaian bulan Mei naik 0,7% menjadi $86,54 per barel pada pukul 12:39 siang waktu Singapura. Minyak WTI untuk pengiriman bulan Mei naik 0,7% menjadi $81,80 per barel. (Arl)

Sumber : Bloomberg

Lebih baru Lebih lama