Emas bergerak lebih tinggi setelah sesi dramatis yang membuatnya melonjak ke rekor ditengah spekulasi penurunan suku bunga AS sebelum membalikkan kenaikan tersebut dan ditutup turun lebih dari 2%.
Logam mulia diperdagangkan mendekati $2,030 per ounce pada hari Selasa (5/12) setelah naik sebanyak 3,1% pada awal hari Senin. Lonjakan ini dipicu oleh komentar Ketua Federal Reserve Jerome Powell pada hari Jumat yang ditafsirkan para pedagang sebagai sinyal bahwa poros penurunan suku bunga sudah dekat. Namun, pertaruhan tersebut kemudian dianggap berlebihan, dengan emas jatuh seiring dengan naiknya imbal hasil Treasury dan dolar.
Swaps market masih memperhitungkan peluang 55% dari penurunan biaya pinjaman The Fed pada bulan Maret. Investor akan menantikan data pekerjaan penting selama beberapa hari ke depan sebagai petunjuk mengenai langkah bank sentral selanjutnya.
Emas batangan naik sekitar 11% sejak awal Oktober, dengan reli awalnya didorong oleh pembelian aset safe haven setelah serangan Hamas terhadap Israel sebelum naik lebih lanjut karena prospek kebijakan moneter yang lebih longgar di AS.
Gelombang pembelian oleh bank sentral juga mendukung penguatan emas tahun ini, melawan tren penurunan dari kepemilikan dana yang diperdagangkan di bursa.
"Melihat ke depan pada tahun 2024, perubahan kebijakan moneter, perlambatan ekonomi, dan peningkatan volatilitas dapat menciptakan lingkungan yang positif bagi emas," kata Robin Tsui, ahli strategi emas Asia-Pasifik di State Street Global Advisors. Investor akan terus mencermati ketegangan geopolitik dan data ketenagakerjaan AS terbaru yang dirilis pada hari Jumat, katanya.
Harga emas di pasar spot naik 0,2% menjadi $2,032.74 per ounce pada pukul 6:10 pagi waktu London. Indeks Bloomberg Dollar Spot datar setelah naik 0,5% pada hari Senin. Perak stabil, sementara platinum dan paladium turun. (Arl)
Sumber : Bloomberg